Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai organisasi profesi dokter di Indonesia memiliki visi yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan di seluruh penjuru negeri. Salah satu indikator penting dalam mewujudkan visi ini adalah rasio ideal dokter terhadap jumlah penduduk. Standar yang seringkali diacu adalah rekomendasi dari World Health Organization (WHO) yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk. Target ambisius ini menjadi aspirasi IDI, namun bagaimana realitas di lapangan saat ini?

Target Ideal vs. Kenyataan Rasio Dokter di Indonesia

Data terkini menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari target ideal tersebut. Rasio dokter per 1.000 penduduk di Indonesia berada di kisaran 0,6 hingga 0,7, jauh di bawah standar WHO dan bahkan tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki rasio di atas 2 dokter per 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah, kesenjangan ini menjadi tantangan yang semakin besar.

Ambisinya IDI: Mendorong Peningkatan Jumlah dan Pemerataan Dokter

IDI menyadari betul kondisi ini dan terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah dokter secara nasional serta memeratakan distribusinya. Beberapa langkah yang didukung dan diadvokasi oleh IDI antara lain:

  • Peningkatan Kapasitas Fakultas Kedokteran: IDI mendukung upaya peningkatan kuota penerimaan mahasiswa di fakultas kedokteran yang sudah ada, dengan catatan tetap menjaga kualitas pendidikan.
  • Pembukaan Fakultas Kedokteran Baru yang Terukur: IDI mendukung pembukaan fakultas kedokteran baru di wilayah yang memang kekurangan tenaga medis, dengan pengawasan ketat terhadap kualitas dan standar pendidikan.
  • Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit: IDI mendukung program PPDS berbasis rumah sakit pendidikan sebagai salah satu cara untuk mempercepat produksi dokter spesialis dan mendistribusikannya ke berbagai daerah.
  • Insentif dan Dukungan bagi Dokter di Daerah 3T: IDI aktif mengadvokasi pemberian insentif yang menarik serta dukungan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai bagi dokter yang bersedia bertugas di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
  • Pemanfaatan Telemedicine: IDI mendorong pemanfaatan teknologi telemedicine untuk menjangkau pasien di daerah terpencil dan membantu dokter umum dalam berkonsultasi dengan dokter spesialis.
  • Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Terpusat: IDI merekomendasikan pengelolaan SDM kesehatan yang lebih terpusat oleh pemerintah untuk memastikan distribusi dokter yang lebih merata sesuai dengan kebutuhan daerah.

Realitas Lapangan: Tantangan yang Kompleks

Meskipun target IDI sangat mulia, realitas di lapangan menghadirkan tantangan yang kompleks:

  • Jumlah Lulusan yang Belum Mencukupi: Meskipun ada peningkatan jumlah fakultas kedokteran, jumlah lulusan dokter setiap tahunnya masih belum mampu mengejar ketertinggalan rasio ideal.
  • Distribusi Dokter yang Tidak Merata: Sebagian besar dokter masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan Pulau Jawa, sementara daerah-daerah terpencil dan 3T masih kekurangan tenaga medis secara signifikan.
  • Minimnya Infrastruktur dan Fasilitas di Daerah 3T: Kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai, sulitnya akses transportasi dan komunikasi di daerah 3T menjadi kendala bagi dokter untuk bertugas dan bertahan.
  • Kesejahteraan dan Keamanan Dokter: Isu kesejahteraan dan keamanan dokter, terutama di daerah terpencil, perlu mendapat perhatian lebih agar mereka termotivasi untuk mengabdi.
  • Kebutuhan Dokter Spesialis: Selain kekurangan dokter umum, Indonesia juga kekurangan dokter spesialis di berbagai bidang, terutama di luar kota-kota besar.
  • Anggaran Kesehatan: Alokasi anggaran kesehatan yang memadai dari pemerintah daerah menjadi kunci dalam mendukung penempatan dan retensi dokter di daerah.

Kesimpulan: Perlu Kerja Keras dan Strategi Komprehensif

Target 1 dokter per 1.000 penduduk adalah tujuan yang ambisius namun sangat penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. IDI memiliki peran sentral dalam mendorong upaya pencapaian target ini melalui berbagai program dan advokasi. Namun, realitas lapangan menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi sangat kompleks dan memerlukan kerja keras serta strategi yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, institusi pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat secara luas. Pemerataan dokter bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga tentang kualitas, distribusi yang adil, dan dukungan yang memadai bagi para dokter yang mengabdi di seluruh pelosok negeri.

Ready for a break and some travel therapy?

Sign up to be a Rogue Insider and you'll receive: 

* Travel and self-care tips

* Early notifications on exclusive girls trips for women of color

* News updates and special opportunities from our team

Ciao and welcome to the Rogue Insiders community! I'm hella thrilled to have you as apart of our community of people ready to travel beyond their imagination while also taking care of their well-being. 

If you're not already, I encourage you to join our Facebook group, Women of Color Travel Therapy, which is a closed group of supportive women of color where we discuss more in-depth travel and self-care topics. It's also a great place to ask for advice or to learn about travel deals or potential vacation destinations. 

Ciao,

Danielle

CEO and Chief Travel Concierge